NAMA : RULLI EKARI PERMANA
KELAS : 2SA01
NPM : 16611493
Makalah Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Kata
'Makhluk Sosial' mungkin
sudahlah tidak asing di telinga kita. Pada saat proses kelahiran kita pun, tak
lepas dari kalimat ini. Ialah dimana saat kita dilahirkan oleh ibu kita, dan
pada saat itulah kita membutuhkan sosok seorang ibu untuk memperkenalkan dunia
baru tersebut kepada kita.
Setelah lahirnya sang anak ke dunia, orang tualah (ibu) yang senantiasa
berperan dalam proses pengenalan dunia barunya. Oleh
karena itu, manusia saling membutuhkan sesamanya.Secara garis besar diatas
adalah merupakan suatu contoh perwujudan kita sebagai makhluk sosial.
Dan pengertian makhluk sosial adalah sebagai berikut, dalam kehidupan di dunia, setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan menjadi makhluk sosial yang tak pernah lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena manusia hidup sebagai mahkluk sosial itulah, disadari maupun tidak, manusia cenderung hidup berkelompok dengan tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan mereka masing-masing.
Dalam tujuannya meningkatkan taraf kesejahteraan dan kehidupan manusia, mereka cenderung hidup berkelompok yakni misalnya untuk mewujudkan kebutuhan sosialnya, terciptanya keamanan, ketertiban, keadilan, kenyamanan, kerjasama dan lain sebagainya. Dalam kehidupan berkelompok pula, manusia relatif tidak berorganisasi namun semua itu terjadi secara spontan untuk hidup berkelompok.Tidak mungkinlah manusia mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam contoh lain, saat kita telah tiada di dunia (meninggal), kitapun tentu saja membutuhkan bantuan orang lain untuk menguburkan jenazah kita.
Dari berbagai contoh diatas yang
telah dipaparkan, sehingga kita disebutlah manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia
kawan, rasa toleransi, simpati dan juga empati terhadap sesamanya. Keadaan
inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun,
hingga saat berinteraksi itulah mengharuskan terciptanya norma dan etika yang
harus dijaga selama proses berinteraksi dengan sesamanya. Bila dalam proses tersebut kita
melanggar norma-norma dan etika kesopan santunan, maka akan timbulah
penyimpangan-penyimpangan sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 harkat, yakni:
1. Keinginan untuk bersatu dengan manusia lainnya (masyarakat) Dalam keinginan untuk bersatu dengan manusia lainnya (bermasyarakat), manusia cenderung untuk memenuhi tujuan hidupnya dalam menyejahterakan kehidupannya, misalnya saja dalam hal untuk mewujudkan suatu keamanan dalam suatu tempat tinggal dan dalam berbagai hal lainnya yang tak luput dengan membutuhkan bantuan orang lain.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi dalam hal pangan dan lain sebagainya, manusia sebagai makhluk
sosial cenderung pula berkeinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya.
Manusia mencoba untuk memahami bagaimana suatu sumber daya alam dapat
menghasilkan suatu produk untuk memenuhi kelangsungan hidup manusia tersebut,
sehingga dalam proses inilah diperlukannya suatu bentuk interaksi dengan alam
sekitar. Adapun faktor yang akan mempengaruhi manusia dalam berperilaku dan
berinteraksi dengan sesamanya, yakni faktor intern (dalam) dan faktor ekstern
(luar).
Faktor intern :
- Sikap dan gaya hidup
- Selera
- Pendapatan
- Intensitas kebutuhan
Faktor Ekstern :
- Lingkungan
- Adat istiadat
- Kebijakan Pemerintah
- Mode/ Trend
- Kemajuan teknologi dan kebudayaan
- Keadaan alam
Latar
belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak akan lepas dari kebudayaan. Budaya sendiri adalah penyokong kehidupan
manusia. karena budaya merupakan identitas manusia dari segala tempat yang
berbeda, dan budaya biasa menjadi penyatu antara manusia satu dan yang lain.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memahami seberapa besar fungsi dan
pengaruh dari kebudayaan untuk kehidupan sosial manusia.
Dengan disusunnya makalah ini
diharapkan, kita sebagai mahasiswa generasi baru penerus bangsa dapat lebih
mampu untuk lebih mendalam memahami seberapa pentingnya pengaruh kebudayaan
bagi kehidupan sosial manusia anatara satu demngan yang lain.
Dengan memahami seberapa pentingnya
pengaruh kebudayaan bagi kepentingan sosial manusia, diharapkan mahasiswa dapat
menjadi penerus bangsa yang bias melestarikan kebudayaan.dengan begitu pastilah
mahasiswa akan ,memahami tentang arti manusia sebagai mahkluk budaya. Karena
pada dasarnya manusia tidak akan biasa lepas dari suatu kebudayaan itu sendiri.
Dengan memahami arti dari manusia sebagai mahkluk budaya, diharapkan kita bias lebih menghargai dan melestarikan budaya itu sendiri. Terutama budaya yang baik dan benar. Karena dengan hilangnya suatu kebudayaan suatu suku bangs. Maka akan hilang juga identitas sosial kita
Dengan memahami arti dari manusia sebagai mahkluk budaya, diharapkan kita bias lebih menghargai dan melestarikan budaya itu sendiri. Terutama budaya yang baik dan benar. Karena dengan hilangnya suatu kebudayaan suatu suku bangs. Maka akan hilang juga identitas sosial kita
RUMUSAN MASALAH
- .Apakah pengertian budaya?
- Apa sajakah komponen-komponen
utama yang membentuk budaya?
- Apa fungsi dari budaya?
Manusia
sebagai Makhluk Budaya
- Pengertian kebudayaan
Budaya, budaya adalah suatu ilmu
yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, dilingkup keluarga.
Antara satu keluarga dan keluarga lain pastimempunyai budaya yang berbeda-beda.
Fungsi Akal Dan Budi Bagi Manusia
Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang
dimiliki manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk
aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia.Budi adalah
akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin
manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala
sesuatu. Jadi jelas bahwa fungsi akal dan budi manusia adalah menunjukkan
martabat manusia dan kemanusiaan sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di
alam raya ini.
Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Setiap individu menjalankan kegiatan
dan menganut keyakinannya sesuai dengan warisan social atau kebudayaannya. Hal
tersebut karena mereka merasa menemukan unsure-unsur motivasional dan emosional
yang memuaskan dengan menekuni kegiatan-kegiatan dan keyakinan cultural
tersebut. Kebudayaan atau warisan social lebih adaptif baik secara social
maupun individual, mudah dipelajari, mampu bertahan dalam waktu lama, normative
dan mampu menimbulkan motivasi. Menurut EB Taylor, "Kebudayaan
adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adapt, serta kemampuan dan kebisaan lainnya yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat".Consensus yang kini dianut oleh para
ilmuwan social masih menyisihkan aspek emosional dan motivasional dari istilah
kebudayaan, dan mereka tetap terpusat pada himpunan pemahaman atau preposisi,
tetapi mereka mengakui bahwa, sebagian proposisikultural membangkitkan emosi
dan motivasi yang kuat. Menurut Geertz "kebudayaan hanya berkaitan dengan
makna-makna public yang terus berlaku meskipun berada diluar jangkauan
pengetahuan individu". Banyaknya pengertian tentang kebudayaan memunculkan
argumen-argumen implisit tentang sebab-sebab atau asal mula warisan sosial.
Tidak banyak bukti yang mendukung dugaan adanya pola tunggal hubungan antar
elemen yang ditunjukkan oleh Malinowski dalam Argonauts of the Western Pacifis
(1922), tidak seperti yang dikemukakan oleh Ruth Benedict dalam bukunya Pattern
of Culture (1934). Terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa elemen-elemen
budaya cenderung dapat digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu :
·
Sejumlah kecil elemen yang hampir
dipunyai oleh semua anggota masyarakat sehingga diantara mereka dapat tercipta
suatu consensus pengertian.
·
Elemen-elemen kultural yang hanya
diketahui oleh sebagian anggota masyarakat yang menyandang status social tertentu.
Keragaman definisi kebudayaan itu
sendiri dapat dipahami sebagai giatnya upaya mengungkap hubungan kausalitas
antara berbagai elemen warisan sosial. Jika representasi cultural memang
memiliki hubugan kausalitas dengan norma-norma, sentiment dan motif, maka
pendefinisian kebudayaan sebagai representasi telah memusatkan perhatioan pada
apa yang paling penting.
Komponen utama kebudayaan :
·
Individu
·
Masyarakat
·
Alam
Dari catatan Supartono, 1992,
diketahui bahwa banyak sekali tokoh-tokoh yang mendefinisikan budaya menurut
sudut pandang mereka. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
·
Ki Hajar
Dewantara
·
Robert H
Lowie
·
Keesing
·
Koentjaraningrat
·
Rafael
Raga Manan
·
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Fungsi kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat
besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi
masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun yang bersumber
dari persaingan manusia itu sendiri untuk mempertahankan kehidupannya. Manusia
dan masyarakat memerlukan pula kepuasan baik dibidang materiil maupun
spiritual. Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi diriterhadap alam,
mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari segenab perasaan
manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan
nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat
kepada taraf hidup tertentu yaitu hidup yang lebih baik, manusiawi, dan
berperikemanusiaan.
2.
Jenis dan
Ragam Kebudayaan di Masyarakat
3.
Mohammad
Yusuf Melatoa dalam Ensiklopedia Suku Bangsa
Di Indonesia menyatakan Indonesia terdiri dari 500 etnis suku bangsa yang
tinggal di lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil. Mereka masing-masing
memiliki kebudayaan yang berbeda dengan yang lainnya.
Ciri Kebudayaan :
- Bersifat menyeluruh
- Berkembang dalam ruang / bidang
geografis tertentu
- Berpusat pada perwujudan
nilai-nilai tertentu
Wujud kebudayaan
- Ide : tingkah laku dalam tata
hidup
- Produk : sebagai ekspresi
pribadi
- Sarana hidup
- Nilai dalam bentuk lahir
Sifat kebudayaan
- Beraneka ragam
- Diteruskan dan diajarkan
- Dapat dijabarkan :
- Biologi
- Psikologi
- Sosiologi : manusia sebagai
pembentuk kebudayaan
- Berstruktur terbagi atas
item-item
- Mempunyai nilai
- Statis dan dinamis
- Terbagi pada bidang dan aspek
- Manusia sebagai pencipta dan
pengguna kebudayaan
Manusia sebagai pencipta kebudayaan
Manusia memiliki kemampuan daya
sebagai berikut :
·
Akal,
intelegensia dan intuisi
Dengan kadar intelegensia yang dimiliki manusia mampu
belajar sehingga menjadi cerdas, memiliki pengetahuan dan mampu menciptakan
teknologi.
·
Perasaan
dan emosi
Perasaan adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang,
baik yang berasal dari rangsangan di dalam atau diluar dirinya. Emosi adalah
rasa hati, sering berbentuk perasaan yang kuat, yang dapat menguasai seseorang,
tetapi tidak berlangsung lama
·
Kemauan
Kemauan adalah keinginan, kehendak untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu.
·
Fantasi
Fantasi adalah paduan unsur pemikiran dan perasaan yang ada
pada manusia untuk menciptakan kreasi baru yang dapat dinikmati.
·
Perilaku
Perilaku adalah tabiat atau kelakuan, merupakan jati diri
seseorang yang berasal dari lahir.
Kebudayaan adalah produk manusia,
namun manusia sendiri adalah produk kebudayaan. Peter L Berger
menyebutnya sebagai dialektika fundamental yang terdiri dari tiga tahap yaitu :
·
Tahap
eksternalisasi, yaitu proses pencurahan diri
manusia secara etrus menerus kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental
·
Tahap
obyektifitas, yaitu tahap aktifitas manusia
menghasilkan realita obyektif, yang berada diluar diri manusia
·
Tahap
internalisasi, yaitu tahap dimana realitas
obyektif hasil ciptaan manusia dicerap oleh manusia kembali.
Manusia sebagai makhluk budaya
adalah pencipta kebudayaan. Kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia
didunia.
1.
Memanusiakan
manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar
1.
Keadilan
Keadilan adalah salah satu moral dasar bagi kehidupan
manusia. Keadilan mengacui pada suatu tindakan baik yang mesti dilakukan oleh
setiap manusia.
2.
Penderitaan
Penderitaan adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini
melengkapi cirri paradoksal yang menandai eksistensi manusia didunia.
3.
Cintakasih
Cintakasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang
disertai belas kasihan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan
dimensi sosial manusi menemukan bentuknya yang khas manusiawi
4.
Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah kwajiban melakukan tugas tertentu yang
dasarnya adalah hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi
baik dan memperoleh kebahagiaan.
5.
Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal memperhamba diri kepada
tugas-tugas yang dianggap mulia
6.
Pandangan
hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia
dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesame dan dengan alam tempat kita
berdiam.
7.
Keindahan
Eksistensi manusia didunia diliputi dan digairahkan oleh
keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan
bagi kehidupan.
8.
Kegelisahan
Kegelisahan merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak
tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir tidak tenang dalam tingkah
laku, dan merupakan salah satu ekspresi kecemasan.
- Proses dan Perubahan Kebudayaan
:
Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu
lebih bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya :
1.
Internalisasi
Merupakan proses pencerapan realitas obyektif dalam
kehidupan manusia.
2.
Sosialisasi
Proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia
memperoleh identitas diri serta ketrampilan-ketrampiulan sosial. Dalam
keseharian sosialisasi bisa dikatakan sebagai proses menjelaskan sesuatu kepada
anggota masyarakat agar mengetahui adanya suatu konsep, kebijakan, suatu
peraturan yang menyangkut hak dan kwajiban mereka.
3.
Enkulturasi
Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu
lingkungan kebudayaan, dimana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai
sesuatu yang alamiah belaka.
4.
Difusi
Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga
menjadi satu kebudayaan.
5.
Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan yang
dalam percampuran itu masing-masing unsurnya masih kelihatan.
6.
Asimilasi
Asimilasi adalah proses peleburan dari kebudayaan sat ke
kebudayaan lain.
Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suataau masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Faktor-faktor
penyebab perubahan sosial dan kebudayaan
a.
faktor intern
·
Bertambah atau berkurangnya penduduk
·
Penemuan-penemuan baru (inovation –
discoveri [gagasan] – invention [diterapkan dalam masyarakat]
·
Pertentangan-pertentangan dalam
masyarakat (konflik)
·
Pemberontakan / revolusi
b. faktor ekstern
·
Perubahan lingkungan fisik manusia (
bencana alam )
·
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
·
Peperangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
jalannya proses perubahan sosial :
- Faktor-faktor yang mendorong :
o Kontak dengan kebudayaan lain
o Sistem pendidikan yang maju
o Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk
maju
o Toleransi terhadap perbuatan menyimpang
o Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
o Penduduk yang heterogen
o Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
tertentu
o Orientasi ke depan
o Nilai meningkatkan taraf hidup
- Faktor-faktor yang menghambat :
- Kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain
- Perkembangan ilmu pengetahuan
yang lambat
- Sikap masyarakat yang
tradisional
- Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested
Interest)
- Rasa takut terjadinya
kegoyahan dalam integrasi kebudayaan
- Prasangka terhadap hal baru
- Hambatan ideologis
- Kebiasaan
- Sikap pasrah
- Problematika sosial kebudayaan
Dalam mempertahankan menurunkan
suatu budaya yang baik dan benar kepada generasi berikutnya, tidak akan
berjalan dengan mudah banyak sekali kendala-kendalanya. Jika budaya yang baik
tidak dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, makan suatu Negara atau
bangsa akan menjadi tidak bermartabat dan akan mengalami krisis budaya.
Manusia dan Budaya Unggul
Budaya unggul akan bisa memulihkan
harga diri dan martabat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak mudah dilecehkan
dan diharapkan mampu mengatasi krisis berkepanjangan dan seterusnya.
Jika budaya unggul bisa didiskusikan bersama seiring dengan manusia unggul, setidaknya apa yang dinyatakan oleh Covey sebagai manusia dengan predikat greatness membawa ingatan kita pada apa yang oleh filosof Jerman, Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900), dinyatakan sebagai uebermensch yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai superman. Kebudayaan merupakan identitas dari manusia. Manusia unggul tidak lahir dari situasi statis, melainkan dari proses dinamis, tidak saja dalam pengertian bagaimana upaya menemukan talenta terbaik dalam diri seseorang, melainkan upaya untuk terus-menerus menjadi manusia yang lebih. Pada masa sekarang ini lebih tepat membaca uebermensch Nietzsche sebagai anjuran untuk melahirkan manusia unggul dengan cara melahirkan dirinya untuk terus-menerus menjadi manusiawi. Pengertian yang diungkapkan oleh Nietzsche dalam Wie Wird der Mensch ueberwubden (bagaimana caranya manusia mengatasi manusia) yaitu untuk lahir sebagai superman, manusia harus terus-menerus mengatasi dirinya sebagai manusia. Untuk menjadi manusia unggul, manusia harus bisa meningkatkan dirinya dari sekadar manusiawi (humanus) menjadi lebih manusiawi (humanior).
Jika budaya unggul bisa didiskusikan bersama seiring dengan manusia unggul, setidaknya apa yang dinyatakan oleh Covey sebagai manusia dengan predikat greatness membawa ingatan kita pada apa yang oleh filosof Jerman, Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900), dinyatakan sebagai uebermensch yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai superman. Kebudayaan merupakan identitas dari manusia. Manusia unggul tidak lahir dari situasi statis, melainkan dari proses dinamis, tidak saja dalam pengertian bagaimana upaya menemukan talenta terbaik dalam diri seseorang, melainkan upaya untuk terus-menerus menjadi manusia yang lebih. Pada masa sekarang ini lebih tepat membaca uebermensch Nietzsche sebagai anjuran untuk melahirkan manusia unggul dengan cara melahirkan dirinya untuk terus-menerus menjadi manusiawi. Pengertian yang diungkapkan oleh Nietzsche dalam Wie Wird der Mensch ueberwubden (bagaimana caranya manusia mengatasi manusia) yaitu untuk lahir sebagai superman, manusia harus terus-menerus mengatasi dirinya sebagai manusia. Untuk menjadi manusia unggul, manusia harus bisa meningkatkan dirinya dari sekadar manusiawi (humanus) menjadi lebih manusiawi (humanior).
Melahirkan manusia unggul jangan
disalahpahami hanya dengan pengertian meloloskan siswa-siswa berprestasi yang
mampu merengkuh juara olimpiade fisika, matematika, atau kimia. Menjadi manusia
unggul biasa dialami oleh siapa saja yang mampu mengatasi kediriannya menuju
kedirian yang lebih. Untuk lahir menjadi manusia unggul, seseorang harus
bergerak untuk memperbarui kemanusiawiannya menjadi lebih manusiawi. Nietzsche
menyebut para manusia yang mudah menyerah diri sebagai "manusia bermoral
gerombolan" atau "bermoral budak". Mereka adalah para pengecut
yang hanya bisa berlindung di balik nilai-nilai yang menjerat kedigdayaannya.
Komodifikasi kebudayaan
Ada kesan bahwa kebudayaan semakin
mejadi komoditas. Kesan berlangsung atas dua jalur.
·
Terungkap dalam pembicaraan tentang
kebudayaan masyarakat yang dikatakan tidak cocok untuk pembangunan.
·
Jalur keprihatinan terhadap budaya
bangsa.
Dia mendapat ekspresi dalam dua sub
lagu yang bersama menghasilkan paduan suara atau duet harmoniselite yang
prihatin. Sub lagu yang pertama disebut lagu museum ; unsure-unsur
positif warisan budaya bangsa perlu dilestarikan. Sub-lagu yang kedua
mau melindungi budaya nasional terhadap pengeruh buruk dari luar.
Tantangan Kebudayaan
Pertemuan dengan kebudayaan lain
selalu memperkaya kita sendiri. Kebudayaan yang sungguh-sungguh mengancam kita
adalah kebudayaan modern tiruan. Dia mengancam karena tidak sejati, tidak
substansial, semu, dan ersatz. Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia
plastic, manusia tanpa kepribadian, manusia terasing. Kebudayaan tiruan itu
mempunyai daya tarik luarbiasa sehingga mampu menyedot pandangan kita tentang
nilai, dasar harga diri, dan status. Ia menawarkan kemewahan, kepenuhan hidup,
kemantapan diri, asal kita mau berpikir sendiri, dan berhenti membuat penilaian
sendiri.
KESIMPULAN
- Manusia merupakan makhluk yang
tidak biasa lepas dari kebudayaan.
- Akal dan Budi merupakan
unsure-unsur yang membentuk kebudayaan dasar pada pola piker manusia.
- Hal yang mempertahan kan
kehidupan kebudayaan salah adalah keinginan manusia untuk mencapai
kepuasan sepiritual dan materi.
- Kebudayaan merupakan identitas
asli darimanusia itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Soedirdjo,Drs.,
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, IKIP Semarang Press, 1990
Prasetya
Tri Joko,Drs, Ilmu Budaya Dasar, JAKARTA,1998